Tim Inspektur dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) kota Makassar turun menyelidiki penyebab kebakaran yang terjadi di Perusahaan pakan ternak PT. Charoen Pokphand Indonesia. Tbk yang beralamat di Jalan KIMA XVII, Kav. DD11, Kelurahan Bira, Kecamatan Tamalanrea, pada Selasa (2/4/2024).
Penyelidikan dilakukan Damkar Makassar dengan mengecek alat proteksi kebakaran di lokasi kejadian. Selama pengecekan tersebut, Tim kabarnya menemukan alat pemadam api atau Apar yang digunakan pihak perusahaan untuk memadamkan api yang menyebabkan satu pekerjanya meninggal dunia dan belasan orang harus dirawat di rumah sakit akibat luka bakar yang serius.
“Melihat bahan yang berada di lokasi kebakaran perlunya menggunakan media air untuk proses pendinginan sedangkan bahan yang ada di sekitar lokasi kebakaran penuh dengan tumpukan bahan pakan ternak yang siap edar,”tulis dalam laporan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Damkar Makassar, Hasanuddin ke media.
Padahal menurut Hasanuddin di sekitar area atau lokasi kebakaran terdapat alat pemadam atau hydran dan fire hose yang menggunakan media air tetapi yang digunakan untuk proses pemadaman kemarin dari pihak perusahaan hanya Apar.
Selain itu, Tim juga menguji instalasi alarm kebakaran otomatis yang ada di gedung dengan luas bangunan 7 Ha tersebut, Namun kata dia, tidak dilakukan uji tes menyeluruh sebab butuh waktu beberapa hari.
“Untuk kesemuanya belum dilakukan pengetesan hanya mendata alat apa saja yang standart digunakan oleh pabrik,” tulis dalam laporan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Damkar Makassar, Hasanuddin ke media.
Sementara sarana keselamatan jiwa, fire extinguisher atau bahan pemadam api yang berfungsi untuk menurunkan titik beku larutan juga belum dilakukan pemeriksaan lantaran memerlukan waktu beberapa hari.
“Kalau dari keseluruhan sarana proteksi kebakaran sudah memadai untuk standar pabrik hanya belum diuji, kalau diuji memerlukan waktu 3 hari,” ucapnya.
Meski begitu Hasanuddin mengatakan, pihaknya baru pertama kali memasuki kawasan tersebut dan memeriksa sejumlah alat yang digunakan dalam pabrik.
“Kemarin-kemarin setiap koordinator Kecamatan ingin menemui pihak perusahaan selalu saja tertutup. Kalau pelatihan fire drill tidak pernah juga mereka lakukan,” imbuh Hasanuddin. (Thamrin)