KEDAI-BERITA.COM, Gowa- Beberapa petani di daerah Tamarunang, Kabupaten Gowa mengaku tak bisa memaanfaatkan bantuan mesin irigasi sumur dangkal yang berada di daerahnya.
Akibatnya, sejumlah tanaman yang mereka tanam mati dalam keadaan kekeringan.
“Kami ini rakyat kecil butuh perhatian dan juga butuh hidup. Mesin irigasi sumur dangkal yang merupakan bantuan pemerintah tak bisa kami manfaatkan. Padahal kita ini petani sangat membutuhkan air demi kelangsungan hidup tanaman kami apalagi di musim kemarau seperti ini,” ucap Sarro, seorang petani di daerah Tamarunang, Kabupaten Gowa, Jumat (9/8/2019).
Ia mengaku kecewa dengan sikap Dinas Pertanian Kabupaten Gowa yang dinilainya tak mampu mengatasi masalah yang dihadapi para petani di daerah Tamarunang khususnya.
“Mesin pompa irigasi sumur dangkal sudah tak ada di tempatnya. Jadi kami tak bisa manfaatkan bantuan tersebut,” terang Sarro.
Ia mengungkapkan adanya kejanggalan dalam pengerjaan proyek irigasi sumur dangkal di daerahnya tersebut. Dimana yang ia saksikan pada waktu itu, kedalaman pengeboran sumur diduga tak sesuai dengan petunjuk yang ada didalam gambar perencanaan.
“Saya ada di lokasi dan ikut menyaksikan pekerjaan tersebut. Sumur dibor hanya 9 meter padahal setahu dirinya kedalamannya harus 24 meter seperti dalam gambar,” ungkap Sarro.
Kepala Dinas Pertanian Gowa, Sugeng yang dikonfirmasi terkait masalah yang dialami para petani di daerah Tamarunang tersebut mengarahkan Kedai-Berita.com untuk berkoordinasi dengan Ketua Gabungan Kelompok Petani (Kagapoktan), Kusnadi Daeng Lewa yang juga bertindak selaku Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA).
“Silahkan koordinasi dengan Ketua Gapoktan soal itu,” singkat Sugeng via pesan singkat.
Kusnadi Daeng Lewa yang ditemui di rumahnya mengaku heran dan kaget dengan sikap Kadis Pertanian yang melimpahkan tanggung jawab atas masalah yang dialami para petani di Tamarunang ke dirinya.
“Mengapa Kadis melimpahkan ke saya untuk masalah itu,” ucap Kusnadi.
Dari tinjauan lapangan, Kedai-Berita.com tak menemukan satu pun mesin pompa irigasi sumur dangkal yang terpasang di dalam rumah pompa yang tersebar di empat titik.
Menurut masyarakat setempat, mesin pompa irigasi tersebut berada dalam penguasaan Ketua Kelompok Tani masing masing di daerah tersebut.
Thahir, salah seorang Ketua Kelompok Tani di daerah Tamarunang ditemui di rumahnya mengakui jika mesin pompa irigasi yang merupakan bantuan pemerintah tersebut sengaja dilepas karena ada beberapa faktor.
“Salah satunya dari segi keamanan,” kata Thahir.
Terpisah, Sakir Naba selaku Pemerhati Pertanian di Kabupaten Gowa mengatakan seharusnya Dinas Pertanian Kabupaten Gowa memelihara dan mengawasi jalannya pemanfaatan bantuan berupa mesin pompa irigasi sumur dangkal yang di maksud.
“Kadis Pertanian harus peka terhadap apa yang menjadi kebutuhan petani,” kata Sakir.
Pengadaan pompa irigasi sumur dangkal, kata dia, merupakan proyek yang menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2017. Dimana lanjut dia, anggarannya tidak sedikit bahkan peruntukannya cukup banyak karena dibangun pada empat titik lokasi yang berbeda.
“Apapun itu hanya alasan saja. Mengingat bantuan pemerintah kan milik semua petani. Jangan ada yang mau mengklaim bahkan memonopoli. Inikan bantuan, bukan dana dari kelompok tani,” jelas Sakir.
Meski demikian, ia mengaku telah memfasilitasi adanya pertemuan untuk membahas masalah yang dihadapi para petani Tamarunang tersebut.
Alhasil dari pertemuan yang berlangsung di rumah Thahir yang turut dihadiri oleh Kadis Pertanian Gowa, Kabid Pertanian Gowa, Kelompok Tani telah disepakati agar masalah yang ada saat ini tidak usah diperpanjang dalam artian tuntutan petani segera dipenuhi. Dimana mesin pompa akan segera dikembalikan ke tempatnya semula dan jika hal itu diabaikan, maka persoalan yang ada akan masuk dalam ranah hukum.
“Saya sendiri yang akan melaporkan. Karena ada beberapa indikasi temuan yang didapatkan. Utamanya pengurangan volume pekerjaan (dalamnya pengeboran tidak sesuai) dan kedua mengapa mesin dilepas atas persetujuan siapa?,” tegas Sakir.
Thahir, kata Sakir, mengaku siap memasang kembali mesin pompa di tempatnya semula dimana mesin pompa bantuan itu sejatinya untuk dimanfaatkan oleh kelompok tani yang tergabung di wilayahnya.
“Dia (Thahir) akui akan menfasilitasi untuk duduk bersama demi mendapatkan solusi, mengingat semua yang ada di Kelurahan Tamarunang adalah satu keluarga dan yang lain akan menyusul juga memasang mesin pompa pada tempatnya semula,” Sakir mengungkapkan.
Namun dari pantuan Kedai-Berita.com bersama Sakir di lapangan, hingga saat ini baru satu mesin pompa yang kembali terpasang di tempatnya semula. Sementara tiga mesin pompa lainnya belum terpasang meski waktu tiga hari berlalu pasca terjadinya kesepakatan. (A. Nirwan/Eka)