Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam berbagai organisasi kemahasiswaan di Kota Makassar menggelar aksi unjuk rasa menolak sejumlah kebijakan pemerintah pusat, Jumat (21/12/2025)
Aksi ini berlangsung di dua titik utama, yakni di bawah Fly Over Jl. A.P. Pettarani dan Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, dengan tuntutan utama mencabut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 terkait efisiensi anggaran.
Aliansi BEM se-Kota Makassar, yang terdiri dari perwakilan berbagai kampus seperti Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Hasanuddin (UNHAS), Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP), Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), dan beberapa institusi lainnya, mengerahkan sekitar 800 mahasiswa dalam aksi ini.
Jenlap aksi, Fadhil Musaffar, menegaskan bahwa “kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah berpotensi menghambat kesejahteraan rakyat dan merugikan sektor pendidikan serta tenaga pendidik,” imbuhnya.
Selain menolak Inpres Nomor 1 Tahun 2025, mahasiswa juga menyuarakan penolakan terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dianggap tidak berorientasi pada kesejahteraan rakyat, serta mendesak evaluasi total terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Mereka juga meminta pemerintah segera membayarkan tunjangan kinerja tenaga pendidik dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset.
Tak hanya Aliansi BEM se-Kota Makassar, beberapa kelompok mahasiswa lain juga turut menggelar aksi dengan tuntutan serupa.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) se-Kota Makassar, yang dipimpin oleh Ahmad Rafiq dan Nasaruddin, melakukan aksi mulai pukul 14.30 WITA dengan jumlah massa sekitar 25 orang.
Mereka menggelar orasi, membawa pamflet, serta membakar ban bekas sebagai simbol protes.
BEM Universitas Indonesia Timur (UIT) juga turut serta dalam aksi dengan massa sekitar 50 orang. Mereka bergabung dalam tuntutan menolak efisiensi anggaran serta kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak pada masyarakat.
Aksi serupa dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (AMPERA) yang mengerahkan 40 mahasiswa, serta Aliansi BEM Universitas Bosowa (UNIBOS) yang juga menggelar aksi di depan kampus mereka sebelum bergerak ke DPRD Sulsel.
Terpantau aksi unjuk rasa ini berlangsung dengan pengawalan ketat dari aparat kepolisian guna memastikan situasi tetap kondusif.
Hingga berita ini diturunkan, mahasiswa masih bertahan di lokasi aksi dengan menyuarakan aspirasi mereka kepada pemerintah dan DPRD Sulsel.
Pihak kepolisian dan DPRD Sulsel belum memberikan pernyataan resmi terkait tuntutan mahasiswa tersebut.
Namun, para demonstran menegaskan akan terus mengawal kebijakan pemerintah dan siap menggelar aksi lanjutan jika tuntutan mereka tidak ditindaklanjuti.