Lapas IIA Parepare melaksanakan Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2024 di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Selasa, (1/10/2024).
Dasar pelaksanaan surat Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM RI Nomor : SEK-UM.04.01-1139 tanggal 27 September 2024 tentang Pedoman Peringatan Upacara Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2024 dilingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.
Kepala Lapas IIA Parepare Totok Budiyanto, A.Md.IP, SH bertindak sebagai Inspektur Upacara dan Komandan Upacara Muhammad Basir, S.AP selaku Kasubsi Registrasi.
Adapun pelaksana dan peserta Upacara Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2024 kolaborasi Petugas Lapas IIA Parepare, Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas IIA Parepare dan Mahasiswa IAIN Kota Parepare.
Pelaksanaan Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2024 ini mengangkat tema “Bersama Pancasila Kita Wujudkan Indonesia Emas” dan kegiatannya terlaksana penuh khidmat.
“Tema tersebut sejalan dengan visi Indonesia yang ingin mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan menjadikan Pancasila sebagai landasannya,” ucap Totok.
Dia mengatakan, peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini ditetapkan melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 153 tahun 1967 tentang Hari Kesaktian Pancasila.
Tujuannya, lanjut Totok, untuk mempertebal dan meresapkan keyakinan akan kebenaran, keunggulan, serta kesaktian Pancasila sebagai satu-satunya pandangan hidup bangsa Indonesia.
Kepala Lapas IIA Parepare, Totok dalam sambutannya mengatakan peringatan Hari Kesaktian Pancasila memiliki makna yang sangat mendalam bagi bangsa Indonesia.
“Diharapkan kepada petugas dan Warga Binaan Lapas IIA Parepare untuk senantiasa menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila dan merefleksikan arti kesaktian Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” terang Totok.
Pancasila, sebut Totok, harus tetap menjadi pilar kekuatan bangsa Indonesia dalam menjalani perjalanan sejarahnya. Tidak hanya menjadi peristiwa bersejarah yang menghargai nilai-nilai dasar negara, tetapi juga menjadi momen yang menggugah semangat persatuan dalam mengejar perubahan positif di tengah-tengah masyarakat yang beragam.
“Kegiatan seperti ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya toleransi, saling pengertian dan semangat gotong royong bagi semua yang terlibat,” ungkap Totok.
Ia menekankan kepada petugas dan Warga Binaan Lapas IIA Parepare untuk tetap menanamkan kearifan lokal Bugis-Makassar merupakan panduan kehidupan yang bertujuan agar masyarakat yang mengamalkannya dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik yaitu Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge.
“Hal itu memiliki sebuah arti saling menghormati, saling menghargai dan saling mengingatkan,” Totok menandaskan. (Eka)